Jumat, 17 Januari 2014
Tak Ku Beri Judul
Aku berada di dalam ruang biru terbesar
Mengusik Ingatanku
Memaksa jemariku menuliskan jejak ini
Jejak yang tak ku beri judul
Inilah saat kita tengah mengukur jarak
Jarak yang tak mampu mempertemukan
Kedua mata kita meski ku teriakkan namamu
Hingga tercekat pita suaraku
Terkadang suara deru mesin yang kini kupijak
Berubah menjadi suaramu yang kerap kudengar
Saat kau tertawa, saat kau marah, atau saat kau bersemangat
Kubesarkan hatiku yang galau mengingatmu
Meski udara dingin ini memaksa mataku tuk terpejam
Tapi tak ingin ku pejamkan mataku
Sebab akan ada sesuatu yang hangat mengalir darinya
Bersama namamu satu demi satu kusebut dalam hati
Ku tahu jarak ini memisahkan raga kita
Tapi aku mengerti sesungguhnya kita selalu dekat
Sebab hati kita selalu bersama
Meski suatu ketika ada kata permohonan maaf
Yang harus kutitipkan untukmu
Sebab mungkin saja ku tak kembali
Tapi aku tetap berharap bahwa akan ada satu kata
Yang bersama-sama akan kita ucapkan
“Meski raga kita terpisah….
Maaf aku tak bisa menjauh dari hatimu”
-
Kutulis
diantara untaian kapas lembut yang membentuk mega… untuk engkau para pemilik
hati yang beruntun kugandeng dalam hatiku – 7 Desember 2013 -
0 komentar:
Posting Komentar