Sabtu, 19 Oktober 2013
Menggandeng Angin
Kutepis angin tipis yang menyambut
mengkelitik pelipis menggoda helain rambut
Kapan badai reda engkau akan berbisik
Terbangun dari tidurku disampingmu
Tercerai mimpiku di sampingmu
Kuingat...
Kugandeng Angin kurengkuh jemarimu
Wajah pucatmu seperti lugunya lebah di mawar merah
Dihadang angin damai disentuh gurindam pagi
Saat kau katakan "Hay bodoh...!"
Aku bodoh karena pagi ini angin membawamu
penuh kejutan penuh badai biru
Kadang hati sulit dipercaya
kadang angin tak berhenti menyapa
kadang engkau hidup hanya untuk dalam ingatan belaka
0 komentar:
Posting Komentar