Ibarat Aku jatuh Cinta

Ibarat aku jatuh cinta..
Aku kini jatuh cinta pada seseorang yang memusuhiku...
ibarat aku jatuh cinta...
Aku telah mencintai musuhku yang siap menghancurkanku..

Entah Harus jadi Cinta bertepuk sebelah tangan
Ataukah kasih tak sampai...
Sebab semua Kataku tak mampu kau mengerti dan tak mau kau mengerti
Sebab Kau siap menghacurkanku

Ibarat Aku jatuh cinta..
Aku terlanjur cinta dengan apa yang telah diamanahkan kepadaku
sebab itu Aku tak mau ada hitam yang yang menyentuhmu
walaupun kadang kau tak mengerti tentang itu

Ini hanya cerita...
Cerita yang ku tulis tentang diriku
Cerita tentang kecintaanku terhadapmu
sebuah amanah yang terlanjur kucintai tentang mencintaimu..
Cinta yang selalu membuatku hampir mati...

Ibarat Aku Jatuh Cinta
Aku mencintai sesuatu yang berniat membunuhku
Tapi aku tahu... Bahwa kau harus kulindungi
Melindungimu dari engkau yang tak tahu arah hidupmu dan hidupku

Sebab ini Hanya Cerita..
Cerita tentang Cinta...
Cinta yang kau jadikan racun untukku
ibarat kau pun mencinta
yang kau bilang terbuat dari topeng cinta...

ini ibarat... Ibarat sebuah cinta...

(Ini memory lagi galau di tanggal 21 April 2011 - ru dipost 2012 di fb )

Read More

Selamat Pagi

Selamat pagi untk org yg dsetiap malamx did0akan smua bintang krn sujudx dIbumi...

Selamat pagi..untk org yg ragax dsambuT sinar mentari..

Selamat pagi uTk org yg snyumx dsedekahkn untk tetesan embun ditepi daun..

Selamat pagi untUk org yg tetap semangat meniti hari...walaupun trbakar terik matahari..

Selamat pagi untUk org yg setiap nAfaz-Nya triring syukur pda pnciptax.. Hing9a trhenti..hing9a senja tak datang lagi..

Selamat pagi untUk org yg bahagia dalam brtambahx usia..
Sem0ga seluruh alam brd0a untuk kbaikan..
Sem0ga hati selalu disisi Ilahi..
Dan sem0ga angan tak sekeDar impian..

(Kalau yang ini dibuat pada 17 Juli 2008 - Tapi baru pernah dipublikasikn lewat sms pd tgl 17 Desember 2009, n dipost di fb tgl 2 januari 2010.. n sekarang tgl 19 April 2013 bru masuk blog - Masuk di edisi "MENGENANG MEMORI LAMA" hehe)

Read More

Persahabatan

(Memory 29 Desember 2009)


Prshabatan tU bukan yg sllu brsama mNcari raCun n' pnawarx..

Tp yg menyediakn pnawar ktika slah satux trkena raCun..

Bukn yg mMbrikan p't0l0ngan ktika qt butUh BaNtuan..

Tp yg mnawarkan bantuan untuk mengHadapi ksulitan yg akan datang...

Bukan yg brSama-sama dlm bhagia...
Tp yg saling mMbhagiakan...

Dalam ksedihan yg melanda..
Bukan yg trkumpul spt kertas puTih yg mNjadi satu..

Tp yg siap dkumpulkan dgn kertas hitam untUk menjadi penerang...

Karena apa....???
Krn persahabatan itu dtang bukan dr perzamaan yg ada..
Tp prshaBatan tU datang dr prbedaan-prbedaan yg saling melengkapi...

Read More

Sekedar Berceloteh Saat Sendiri

_______________________________
Satu langkah... Dua langkah...
Kita beriring kita melangkah
Bila langkahku lambat
Pastikan kau tak jauh meninggalkanku
Bila ku berlari kan kupastikan
Kujatuhkan batu merah itu
Bila kita sampai pada persimpangan jalan
Pilihlah sinar yang kau lihat
Bila kau dapat bintangmu
Letakkan di langit kita
Langit persahabatan
yang kita bingkai dengan perbedaan
________________________________

________________________________
Kutulis satu kisah tentang perbedaan
Diatas kertas putih
Dengan warna tinta yang berbeda
di setiap bait perbedaan
Tapi...
Semakin ku baca dan kupandang
Semakin kutemui indahnya
Semaki ku mengerti persatuannya
Seperti kita :)
________________________________
(Ditulis 16 April 2013)

Read More

Bersembunyi di Balik Hujan

Bukan melarikan diri dari masalah
atau melampiaskan kekacauan padanya
Hanya saja...
Iramanya yang senada
Melantunkan segala ketenangan
Menjadikan basah pada jiwa-jiwa yang kekeringan
Meski seringkali mereka takut saat ia datang..

Aku....
Selalu tersenyum saat ia mulai datang
ku siapkan tuk bersembunyi
Bermain petak umpet dengan si penasaran
Saat tertawa ataupun menangis
Irama dan untaian beningnya
Lebih peka saat ku harus sembunyikan semua itu dari mereka

Sekali kau datang...
Lihat !!
Bukan hanya aku yang tersenyum
Mereka yang hijau semakin segar ditatap
Saat kau datang !!
Kusiapkan segala onag yang sudah kental dan siap menyumbat
Untuk kau cairkan
Bersamaan dengan perasaan resah dan rindu

Bersembunyi...
yang kulakukan
Maka jangan kau bosan
Sebab imaginasi ini mengalir bersamamu
membawaku pada setiap memori
saat ku harus bersembunyi

(ditulis saat hujan di 19 April 2013)

Read More

Salam Rinduku

At Night in My Memories__________________

Tembok yang ku bangun Tuk membendung rinduku
Sudah roboh malam ini
Bersama jatuhnya hujan yang tak ingin berhenti turun
Seperti jatuhnya pandanganku pada potret manismu
Jenuh ku berlama-lama jauh darimu

Berikan saja setetes parfummu padaku
Biar ku ratakan di tiap lembaran diaryku
Agar seakan ku ada disampingmu
bercerita dan tersenyum
Saat kutorehkan semua tentang kita dengan tinta hitamku
Aku Jenuh berlama-lama darimu

Biar diriku melayang sesaat
Bersama memori kebersamaan kita yang indah
Yang tak mungkin kulupakan
Hingga berhenti detak jantungku
Hingga kau benar - benar berada di hadapanku
atau hingga kau terhapus dan lenyap dari benakku

Pergi !! Pergi !! dan Pergilah yang jauh dan jangan kembali
Bila memang kau tak ingin datang lagi
Tapi bawa pergi semua kenangan kita
Jangan sisakan untukku
Karena aku kan semakin jenuh
Bila ku berlama-lama jauh darimu dengan kenangan kita

Berhentilah membuatku Jenuh
Berhentilah membuatku Rindu...

Read More

Lirik dan Terjemah - Long Distance - Bruno Mars

There's only so many songs
Begitu banyak lagu

That I can sing to pass the time
Yang bisa kunyanyikan tuk mengisi waktuku

And I'm running out of things to do
Dan tak ada lagi yang bisa kulakukan

To get you off my mind
Untuk mengusirmu dari pikiranku

Ooohh,no

PRE-CHORUS
All I have is this picture in a frame
Yang kupunya hanyalah gambar dalam bingkai ini

That I hold close to see your face every day
Yang kudekap erat tuk melihat wajahmu setiap hari


CHORUS
With you is where I'd rather be
Bersamu adalah tempat yang kuinginkan

But we're stuck where we are
Tapi kita terikat pada tempat kita berada

And it's so hard,you're so far

Dan sungguh berat, kau begitu jauh

This long distance is killing me
Hubungan jarak jauh ini menyiksaku

I wish that you were here with me
Andai kau di sini bersamaku

But we're stuck where we are
Tapi kita terikat pada tempat kita berada

And it's so hard,you're so far
Dan sungguh berat, kau begitu jauh

This long distance is killing me
Hubungan jarak jauh ini menyiksaku


(2x)
It's so hard,it's so hard
Sungguh berat, sungguh berat

Where we are,where we are
Di mana kita berada, di mana kita berada

You're so far,this long distance is killing me
Kau begitu jauh, hubungan jarak jauh ini menyiksaku


Now the minutes feel like hours

Kini semenit terasa seperti satu jam

And the hours feel like days
Dan satu jam terasa seperti sehari

While I'm away
Saat aku jauh

You know right now I can't be home
Kau tahu saat ini aku tak bisa pulang

But I'm coming home soon,coming home soon
Tapi aku kan segera pulang, segera pulang


PRE-CHORUS
CHORUS

(3x)
Can you hear me crying?
Bisakah kau dengar tangisanku?


Chorus

(2x)
It's so hard,it's so hard
Sungguh berat, sungguh berat

Where we are,where we are
Di mana kita berada, di mana kita berada

You're so far,this long distance is killing me
Kau begitu jauh, hubungan jarak jauh ini menyiksaku

There's only so many songs
Begitu banyak lagu

That I can sing to pass the time....
Yang bisa kunyanyikan 'tuk mengisi waktuku

Read More

Lirik dan Terjemahan - Nothin' On You - B.o.B feat. Bruno Mars

CHORUS
Beautiful girls, all over the world
Gadis-gadis cantik, di seluruh dunia

I could be chasin but my time would be wasted
Bisa saja kukejar, tapi waktuku kan tersiakan

They got nothin on you, baby
(Karena) mereka tak sebanding denganmu

Nothin on you, baby
Tak sebanding denganmu

They might say hi, and I might say hey
Mereka mungkin menyapa, dan kubalas menyapa

But you shouldn't worry, about what they say
Tak kau tak usah kuatir, tentang yang mereka katakan

'Cause they got nothin on you, baby (Yeah...)
Karena mereka tak sebanding denganmu, kasih

Nothin on you, baby
Tak sebanding denganmu, kasih

(Nuh-nuh-nuh-nothin on you babe, nuh-nothin on you)

[Verse 1: B.o.B]
I know you feel where I'm comin from (from)

Aku tahu kau rasakan dari mana asalku

Regardless of the things in my past that I've done (done)
Tak peduli hal-hal yang sudah kulakukan di masa lalu

Most of it really was for the hell of the fun (the uh)
Kebanyakannya hanya untuk bersenang-senang

On the carousel, so around I spun (spun)

Di pesta minum, maka aku berputar-putar

With no directions, just tryna get some (some)
Tanpa arah, hanya berusaha mencari

Tryna chase skirts, livin in the summer sun (sun)

Mencoba mengejar gadis-gadis, hidup dalam cahaya mentari musim panas

And so I lost more than I had ever won (Wha?)
Maka aku pun lebih banyak kehilangan daripada mendapatkan

And honestly, I ended up with none (Huh?)
Dan jujur saja, akhirnya aku tak punya apa-apa


[Pre-Chorus 1: B.o.B]
There's so much nonsense, it's on my conscience
Begitu banyak omong kosong, ada di sanubariku

I'm thinkin, "Maybe I should get it out"
Pikirku, "Mungkin harus kukeluarkan"

And I don't wanna sound redundant
Dan aku tak ingin terdengar lebay

But I was wonderin, if there was somethin that you wanna know
Tapi aku penasaran, apakah ada sesuatu yang ingin kau tahu

(Somethin that you wanna know)
(Sesuatu yang ingin kau tahu)

But never mind that, we should let it go (we should let it go)
Tapi tak usah dipikirkan, kita harus melupakannya

'Cause we don't wanna be a TV episode (TV episode)
Karena kita tak ingin mulcul di TV

And all the bad thoughts, just let 'em go (go!)
Dan semua pikiran buruk itu, hilangkanlah

Go (Go!) Go (Heeeeey!)

CHORUS

[Verse 2: B.o.B]
Hands down, there will never be another one (nope!)
Turunkan tangan, takkan ada lagi

I been around and I never seen another one (naaaah...)
Aku tlah berkeliling dan tak pernah kutemukan lagi

Because your style ain't really got nothin on
Karena gayamu sama sekali tiada banding

And you wild when you ain't got nothin on (Ha ha!)
Dan kau liar saat kau tiada banding

Baby you the whole package, plus you pay your taxes
Kasih kau ada
Turunkan tangan, takkan ada lagiAku tlah berkeliling dan tak pernah kutemukan lagi
Because your style ain't really got nothin on
Karena gayamu sama sekali tiada banding
And you keep it real while them other stay plastic
Dan kau tetap alami sedangkan yang lain operasi plastik

You're my Wonder Woman call me Mr. Fantastic
Kau adalah perempuan hebatku, panggil aku Tuan Fantastik

Stop... - Now think about it
Berhenti... - kini pikirkanlah


[Pre-Chorus 2: B.o.B]
I've been to London, I've been to Paris
Aku tlah ke London, aku tlah ke Paris

Even way out there to Tokyo
Bahkan aku juga tlah ke Tokyo

Back home down in Georgia, to New Orleans
Kembali lagi ke Georgia, ke New Orleans

But you always steal the show (steal the show)
Tapi kau tetap tak tergantikan

And just like that girl you got me froze (got me froze)
Dan seperti itu, kasih, kau membuatku beku

Like a Nintendo 64 (sixty-fo')
Seperti Nintento 64

If you never knew, well now you know (know!)
Jika kau belum tahu, kini kau tahu

Know (Know!) Know (Heeeeey~!)

CHORUS

[Verse 3: B.o.B]
Everywhere I go, I'm always hearin yo' name (name, name, name, name..)
Kemanapun kupergi, selalu kudengar namamu

And no matter where I'm at, girl you make me wanna sing (sing, sing, sing, sing...)
Dan dimanapun kuberada, kasih, kau membuatku ingin menyanyi

Whether a bus or a plane (plane), or a car or a train (train)
Entah bis, pesawat, atau mobil atau kereta

No other girls in my brain, and you the one to blame
Tak ada gadis lain, semua karenamu


CHORUS

[Outro: B.o.B]
Yeah, and that's just how we do it
Yeah, dan begitulah kita melakukannya

Heheheh, and I'm a let this ride
Hehehe, dan kan kulanjutkan perjalanan ini

Read More

Lirik dan Terjemah - When I Was Your Man - Bruno Mars

Same bed
Ranjang yang sama

But it feels just a little bit bigger now
Tapi kini terasa lebih lega

Our song on the radio
Lagu kita diputar di radio

But it don’t sound the same
Tapi tak terdengar sama

When our friends talk about you
Saat teman-teman kita membicarakanmu

All it does is just tear me down
Semua itu hanya menyakitiku

Cause my heart breaks a little
Karena hatiku hancur

When I hear your name
Saat kudengar namamu

It all just sound like uh, uh, uh
Semua itu hanya terdengar uh, uh, uh


CHORUS
Hmmm too young, to dumb to realize
Hmmm terlalu muda, terlalu bodoh tuk sadari

That I should have bought you flowers and held your hand
Bahwa dulu harusnya aku membelikanmu bunga dan kugenggam tanganmu

Should have given all my hours when I had the chance

Harusnya kuberikan seluruh waktuku saat ada kesempatan

Take you to every party
Mengajakmu ke setiap pesta

Cause all you wanted to do was dance
Karena yang ingin kau lakukan hanyalah berdansa

Now my baby is dancing,
Kini kekasihku sedang berdansa,

But she’s dancing with another man
Tapi dia berdansa dengan pria lain


My pride, my ego, my needs and my selfish ways
Kesombonganku, egoku, kebutuhanku dan keegoisanku

Caused a good strong woman like you to walk out my life
Membuat perempuan kuat sebaik dirimu pergi dari hidupku

Now I'll never, never get to clean out the mess I’m in
Kini aku takkan pernah bisa bereskan kekacauan ini

And it haunts me every time I close my eyes
Dan semua ini hantuiku tiap kali kupejamkan mata

It all just sounds like uh, uh, uh, uh
Semua itu hanya terdengar


CHORUS

Although it hurts
Meski sakit rasanya

I’ll be the first to say that I was wrong
Aku yang kan pertama akui bahwa aku salah

Oh, I know I’m probably much too late
Oh, aku tahu mungkin terlalu terlambat bagiku

To try and apologize for my mistakes
Tuk mencoba dan minta maaf atas salahku

But I just want you to know
Tapi aku hanya ingin kau tahu

I hope he buys you flowers,
Kuharap dia membelikanmu bunga,

I hope he holds yours hands
Kuharap dia menggenggam tanganmu

Give you all his hours when he has the chance
Memberimu seluruh waktunya saat ada kesempatan

Take you to every party
Mengajakmu ke semua pesta

Cause I remember how much you loved to dance
Karena kuingat betapa kau senang berdansa

Do all the things I should have done
Lakukan segala yang harusnya dulu kulakukan

When I was your man!
Saat aku masih jadi kekasihmu

Read More

Lirik dan Terjemahan - Grenade - Bruno Mars

Easy come, easy go, that's just how you live
Mudah datang, mudah pergi, begitulah caramu
Oh, take, take, take it all but you never give
oh, kau mengambil semuanya tapi tak pernah memberi
Should've known you was trouble from the first kiss
Harusnya kutahu kau adalah masalah sejak ciuman pertama kita
Had your eyes wide open, why were they open?
Matamu terbuka, kenapa begitu?

I
Gave you all I had and you tossed it in the trash
Tlah kuberikan segalanya dan kau buang begitu saja ke tempat sampah
You tossed it in the trash, you did
Kau buang ke tempat sampah, kau melakukannya
To give me all your love is all I ever asked
Yang kuminta hanyalah berikan seluruh cintamu padaku
'Cause what you don't understand is
Karena yang tak kau mengerti adalah

II
I'd catch a grenade for ya
Kan kutangkap granat demi dirimu
Throw my hand on a blade for ya
Kan kuhempaskan tanganku ke belati demi dirimu
I'd jump in front of a train for ya
Rela kulemparkan diriku ke depan kereta demi dirimu
You know I'd do anything for ya
Kau tahu kan kulakukan segalanya demi dirimu
III
I would go through all this pain
'Kan kutahankan semua luka ini
Take a bullet straight through my brain
Hujamkanlah peluru di otakku
Yes, I would die for you, baby
Ya, aku bersedia mati untukmu, sayangku
But you won't do the same
tapi kau tak kan melakukan hal yang sama
No, no, no, no

Black, black, black and blue, beat me 'til I'm numb
Sampai memar seluruh tubuhku, pukuli aku sampai mati rasa
Tell the devil I said 'hey' when you get back to where you're from
Sampaikan salamku pada iblis saat kau kembali ke tempat asalmu
Mad woman, bad woman, that's just what you are, yeah
Perempuan gila, perempuan nakal, itulah dirimu, yeah
You'll smile in my face then rip the brakes out my car
Kau 'kan tersenyum di depanku lalu memotong rem mobilku

Back to I, II, III

If my body was on fire
Jika tubuhku terbakar
Ooh, you'd watch me burn down in flames
Ooh, kau 'kan melihatku terbakar dalam bara
You said you loved me, you're a liar
Kau bilang kau mencintaiku, kau pembohong
'Cause you never, ever, ever did, baby
Karna kau tak pernah membuktikannya, kasih

But darling,
Back to II (first line, I'd still catch a grenade for ya), III

No, you won't do the same
Tidak, kau takkan mau melakukan hal yang sama
You wouldn't do the same
Kau takkan mau melakukan hal yang sama
Ooh, you never do the same
Ooh, kau tak pernah melakukan hal yang sama
No, no, no, no

Read More

Kutagih Senyummu Pada Senja



Senyum manis senyum semangat
Senyum yang kutangkap dikala senja
Kutagih pada senja saat ini
Namun mendung sepertinya cemburu
Kapan kau lempar lagi senyum itu ?
Seperti biasa saja
Yang biasa itu semakin manis

Senyummu yang pernah kau beri
Yang kini disembunyikan oleh merah senja
Ingin ku tagih
Namun sore ini senja tak ingin menemuiku
Mungkin esok ka kutagih kembali
Sampai diberikanya padaku
Senyum Manismu


Si merah di cakrawala..
Berhentilah bersembuyi
Sebab kan ku tunggu sampai ku lelah
Namun ku yakin aku tak kan lelah
Kan ku tunggu sampai kau kembalikan senyumnya padaku
Hanya padaku

Read More

Cerpen - Kotak Musik - Bag 1



Biasanya saat aku merasa bosan, pantai adalah tempat terbaik yang selalu ku kunjungi. Tempat yang selalu mampu melebur seemua kekesalanku menjadi sebuah kedamaian. Tapi kini, meskipun telah berjam-jam duduk di tepian pantai ini, tak juga membuat hatiku yang tidak karuan berkecamuk menjadi normal seperti semula. Atau minimal menjadi sedikit lebih baik pun tak bisa. Angin sejuk yang berkali – kali menggoda helaian rambutku masih tak mampu menghentikan kekacaua dalam hati. Rasanya ingin terus menangis, terus berteriak dan terus memaki. Tapi entah siapa yang harus ku maki. Ku lirik alroji di tanganku, tepat pukul 5 sore. Sore ketiga setelah kenyataan yang kurasakan bagai kiamat dunia. Dan Ini kali yang kedua aku merasakan kesedihan yang begitu hebat. Mungkin inilah bagian terburuk dalam kehidupanku.
Hari itu tanggal 17 juli. Pada tanggal yang sama saat ku katakan ‘Ya’ atas pertanyaan yang diam-diam memang kuharapkan setelah ku berkenalan dengannya.
“Aku bosan panggil kamu Bulan. Jadi boleh tidak aku panggil kamu Sayang..? Mau kan kamu jadi kekasihku”
Itu kata Micky. Kata-kata yang terdengar sedikit aneh ditelingaku tapi tak bisa mencegah hatiku tuk tertawa girang. Dan sejak saat itu Micky benar-benar nyaris tak pernah memanggilku Bulan. Memanggilku Sayang mengganti Nama yang kata Papa paling indah untuk putri semata wayangnya. Selama 3 tahun berpacaran dengan Micky, membuat hidupku menjadi bergantung padanya. Sebab ia tak hanya menjadi sosok pacar buatku. Tapi ia mampu menjadi semua sosok yang ku butuhkan. Menggantikan sosok Papa yang hanya bisa kutemui pada jam 9 malam saat ia pulang kerja, bahkan menggantikan sosok Mama yang membantu mengompres dahiku ketika aku demam terkena air hujan. dan tentunya ia benar-benar menjadi pacarku yang mampu menghapus air mataku ketika ku ingat kenangan bersama Mama. Ya, Mama yang sudah pergi 7 tahun yang lalu karena kanker rahim yang dideritanya. Tepat pada tanggal 17 juli ketika aku masih duduk di bangku kelas 2 SMP.
Empat tahun memang bukanlah waktu yang sebentar untukku merasa terpukul atas kepergian Mama. Aku memang terlalu manja pada Mama. Kepergiannya hampir membuatku gila. Papa sudah mengupayakanku untuk pindah sekolah, sebab sekolahku sebelumnya adalah tempat Mama dulu mengajar. Bahkan aku pun di ajaknya tinggal di rumah Oma. Tempat yang paling ku suka saat aku kecil. Ini semua dilakukan papa untuk mengembalikan senyumku yang bahkan semakin hilang. Tapi semuanya tak berhasil. Aku kembali bisa tersenyum saat terakhir kali kulihat Papa memandangi Foto Mama sambil terisak.
“Mestinya aku tak ikhlaskan kau pergi bila Bulan menjadi seperti ini..”
Itu Katanya. Sejak saat itu aku menjadi sedikit lebih kuat. Tak sanggup melihat Papa bila harus sedih karena keadaanku. Senyum dan tawaku benar-benar kembali ketika aku berkenalan dengan Micky. Ia mampu mengobati semua luka yang kuderita, hingga 3 tahun ku berpacaran dengannya.
Tanggal 17 juli aku kehilangan Mama, tanggal 17 juli Micky menyatukan kepingan-kepingan hatiku, dan tiga hari yang lalu, tanggal 17 juli ia hancurkan kembali kepingan-kepingan yang pernah ia satukan. Ia putuskan hubungan kami dengan alasan ia akan melanjutkan S2 nya di Negeri Jiran Malaysia.
‘Apa masalahnya kalau kita Long Distance Love ? Ini bukan Zaman batu. Sekarang sudah ada telepon untuk kita berkomunikasi. Ah, Mungkin kau sudah tak mencintaiku’. Pikirku.
Bosan berlama-lama melamun di pinggir pantai, matahari pun sejak tadi sudah tenggelam. Aku pulang. Dengan scooter kesayanganku, Ku susuri Jalan Nusantara menuju tempat kediamanku yang sepi.
Di sebuah persimpangan jalan, tiba-tiba saja kendaraanku berhenti. “Ah Shit”. Makiku. Kenapa begini sialnya hidupku ? salah apa aku ini ya Tuhan ? Ku dorong pelan-pelan scooterku menyeberangi jalan. Seorang bocah kurus menghampiriku membantuku menyeberang. Tiba-tiba saja kecil yang ku simpan di keranjang barang schooteerku disambar seseorang.
“heii… Jambret… jambret… Tolong jambret…” Spontan ku berteriak. Bocah yang membantuku menyeberang bersama dua orang temannya mengerjar jambret yang menyambar tasku. Beberapa orang keluar dari dalam toko dipinggiran jalan mencoba menenangkanku yang kaget dan dilihatnya tampak ketakutan. Sampai Sekitar 15 menit kelompok yang memburu si penjambret sial itu kembali.
“Maaf, Mbak. Copetnya tidak tertangkap. Ini Cuma tasnya di tinggalkan di ujung lorong sana. Coba periksa masih ada atau tidak isinya”
Kuperiksa isi tasku. Dompet, handphone, bahkan uang-uang receh kembalianku membeli sebotol air tadi pun raib. Untung saja ATM ku tertinggal di meja kamar. Masih untung. Hanya saja kartu-kartu yang tidak kalah perlunya kini tak kumiliki lagi. Dan mesti ku urus ulang.
“Habis, Bang “ jawabku singkat.
Orang-orang yang berkumpul tadipun pergi. Mungkin akan menceritakan pada mereka yang tak sempat melihatnya kejadian tadi. Huhh. Bagaimana ini ? semuanya hilang. Motorku mogok. Ingin ku telpon Papa juga tak bisa. Aku memang sedang benar-beenar kesal. Tapi tak mngkin aku menangis disini.
“Kakak mau pulang ya ? motornya mogok ya ? jadi gimana pulangnya ? rumahnya masih jauh ?” gadis kecil teman si bocah kurus yang ikut mengejar jambret tadi bertanya padaku. Kujawab hanya dngan anggukan.
“Kalau kakak tidak punya uang lagi, kakak boleh kok pinjam uang kami. Rumah kakak dimana ? berapa tarif angkotnya ?”
Hah. Gila. Bocah pengamen ini hendak meminjamkan uangnya untukku. Tak mungkin aku mau. Selain malu, pasti itu uang makan mereka sebentar malam. Tak mungkin aku meminjamnya. Dimana juga aku bisa mengembalikannya. Bocah seperti mereka biasanya tak hanya meengamen di satu tempat. Pasti berpindah-pindah. Menungguku lama tak menjawab pertanyaanya. Tiba-tia ia tertawa.
“Kakak kira kami bercanda ya ? kami serius, Kak. Kakak tak perlu malu atau berfikir kami tak akan makan sebentar malam bila kami pinjamkan uang kami pada kakak. Ayolah kak. Dari pada harus mendorong motor sampai rumah.” Katanya seperti mampu membaca pikiranku.
“Disana ada bengkel. Kakak bisa titipkan motor kakak disana. Kakak pulang dengan angkot, dan besok kembali mengambil motor kakak sekaligus mengembalikan apa yang kakak pinjam dari kami. Bagaimana ?” lanjutnya yang Nampak bukan seperti pengamen jalanan. Justru seprti seorang guru yang mengajarkan sesuatu pada muridnya.
Aku mengikuti tawarannya. Dan akupun pulang setelah berjanji untuk kembali ke prsimpangan jalan ini pagi-pagi, tentunya untuk mengeembalikan uangnya.
***
Keesokan harinya tak sempat aku menemui pengamen – pengamen kecil itu. Pesanan lukisan di tempatku bekerja semakin banyak. Setelah beberapa hari ku tinggalkan karena perbuatan Micky. Biar aku menyalahkannya.
Dua hari kemudian barulah aku bisa meluangkan waktuku untuk menemui mereka. Tak lupa kubawakan bebeerapa gelas minuman dingin dan beberapa potong roti yang ku beli dari super market dekat tempat kerjaku. Setelah ku ambil schooterku, aku kembali ke persimpangan jalan. Tapi tak ada bocah pengamen yang kemarin membantuku disana. Termasuk Cici. Gadis yang meminjamkan uangnya padaku. Hanya ada seorang bocah. Bocah yang membantuku menyeberangi jalan. Kutanya keberadaan Cici, tapi ia tak menjawab. Malah ia menarik tanganku melewati lorong sempit di samping sebuah pabrik tripleks yang letaknya tak jauh dari persimpangan jalan tempat mereka mangkal. Tepat di belakang pabrik itu terdapat sebuah bangunan tinggi yang belum jadi, akan tetapi terlihat tua.


To be continued...

Baca juga...

Read More

Lirik Lagu dan Terjemah - White Flag - Dido

I know you think that
Aku tahu kau mengira
I shouldn't still love you, I'll tell you that
Seharusnya aku tak lagi mencintaimu, 'kan kukatakan itu padamu
But if I didn't say it, well, I'd still have felt it
Namun jika tak kukatakan, aku tetap bisa merasakannya
Where's the sense in that?
Masuk akalkah itu?
I promise I'm not trying to make your life harder
Kuberjanji takkan berusaha mengusik hidupmu
Or return to where we were
Atau kembali ke masa lalu kita

Chorus

But I will go down with this ship
Namun aku akan dengan dengan perahu ini
And I won't put my hands up and surrender
Dan aku takkan mengangkat tangan dan menyerah
There will be no white flag above my door
Takkan ada bendera putih di atas pintuku
I'm in love and always will be
Aku jatuh cinta dan akan selalu begitu

I know I left too much mess
Aku tahu tlah kusebabkan terlalu banyak kekacauan
And destruction to come back again
Dan kerusakan jika kembali lagi
And I caused nothing but trouble
Dan aku hanya bisa memberimu masalah
I understand if you can't talk to me again
Aku mengerti jika kau tak mau lagi bicara denganku
And if you live by the rules of 'It's over'
Dan jika kau hidup dengan anggapan "semua sudah selesai"
Then I'm sure that makes sense
Maka aku yakin itu masuk akal

I will go down with this ship
Aku akan tenggelam dengan perahu ini
And I won't put my hands up and surrender
Dan aku takkan mengangkat tangan dan menyerah
There will be no white flag above my door
Takkan pernah ada bendera putih di atas pintuku
I'm in love and always will be
Aku jatuh cinta dan akan selalu begitu

And when we meet which I'm sure we will
Dan saat kita berjumpa dan aku yakin akan begitu
All that was then will be there still
Yang akan kulakukan hanyalah diam
I'll let it pass and hold my tongue
Kan kubiarkan ini berlalu dan kututup mulutku
And you will think that I've moved on
Dan kau kan mengira aku tlah melanjutkan hidup

To CHORUS 3x
Fade

Read More

Untittle 06004

Sebersit cahaya
Bersama kilau air biru yang membawa haru
Sebersit cahaya
Terpancar dari bola matamu
Kedipku...
Menahan cahaya yang masuk
Menembus separuh ruh hitamku...
Kedipku..
Merasakan hangat diantara kebekuan hati

Terserah kau mau bilang apa..
Hanya ingin ku katakan..
Jangan kau tutup kedua matamu..
Itu bila kau tak bosan
........................................................

Terserah kau mau bilang apa
Aku hanya mencari cahaya
untuk jiwa yang terlalu lama gelap....
Bukan mengganti jiwaku yang rusak.
Itu bila kau percaya.

Sebersit cahaya
Seperti syair yang kudendangkan
Yang mulai kembali redup
dan sedikit lagi akan musnah

Sebersit cahaya
yang bersinar dari mataku
sepertinya cahaya yang salah....

Read More

Para Pecinta Lelaki dan Jamur Merang



Pagi cerah. Bunga aster yang bertangkai kecil namun kokoh di dalam pot, tertata rapi di halamanku. Tanahnya basah. Mungkin baru saja disiram oleh Mama. Gorden biru di jendela kamarku melambai – lambai seirama dengan rambutku karena angin lembut merayu.
“ Sayuuuuurrr…Sayuuuurr.. Eh, Jamur, Neng ..!”
Telingaku yang sejak tadi mencoba bersahabat dengan alunan musik yang didendangkan angin pagi ini, buyar begitu saja mendengar teriakan lelaki paruh baya di depan jalan sana. Itulah sapaan Mang Ipin, Si Penjual sayur yang setiap hari berkeliling kompleks menjajakan dagangannya. Kutatap wajahnya masih dari jendela kamarku dan hanya dijawabnya dengan cengiran.
“Jamur apa, Mang ? Kalo jamur kuping Zah gak suka, kalo jamur kancing masih ada di kulkas, kalo jamur merang Zah lagi gak pengen”.
“Bukan itu, Neng. Ini jamur barat. Mau ya ? tinggal dua bungkus lho, Ntar nyesel gak nyobain !”
Mendengar nama jamur yang ku tahu rasanya sangat enak itu, segera ku acungkan jempolku. Aku segera berlari dengan menyambar dua lembar uang sepuluh ribuan dari atas mejaku. Uang kembali pembelian siomai tadi malam.
Kuterima kantongan hitam berisi dua bungkus jamur yang ditawarkan Mang Ipin. Jamur memang menjadi sayur kegemaranku. Terlalu gilanya diriku dengan jamur, kini pun ku pilih fakultas pertanian sebagai studiku.
“Kamu itu mau jadi apa sich, Za ? koq pilih fakultas pertanian ?” kata Mama keheranan saat mendengar keputusanku.
“Ma, Izzah itu mau jadi pengusaha budidaya Jamur. Kan enak. Besok – besok kalau Izzah mau masak, Mama gak perlu repot – repot beli di Mang Ipin. Lagian di Fakultas Pertanian, cowoknya cakep – cakep.hehe..” jawabku sambil bergurau.
Kuiris jamur yang sudah ku beli pagi tadi dan mereka siap kuadu dengan berbagai macam bumbu sedap di atas wajan. Melihat potongan – potongan jamur ini, mengingatkanku pada seseorang. Seseorang yang pernah sangat kukagumi dan sepertinya masih ku cintai.
Jamil. Seorang yang wajahnya tak berhenti berlalu-lalang di hatiku. Dia adalah pacarku sebelum dua bulan yang lalu. Wajah yang manis dan kepintarannya membuat banyak perempuan tunduk di hadapannya. Termasuk Aku. Dan berbanggalah diriku saat itu menjadi gadis spesialnya. Tentu saja kecintaanku terhadap jamur telah dikalahkannya.
Jalanan dari rumah menuju ke kampus mungkin sudah bosan melihat keromantisan kami berboncengan. Padahal hari-hari sebelumnya,  aku hanya sendirian mengayuh sepeda. Dan bila ia pandai berbicara, kotak makanan yang ku bawa untuk Jamil pun akan protes karena isinya hanya Jamur Crispy atau Jamur keju. Sebab hanya itu menu yang selalu kusuguhkan untuk Jamil.
 Pagi itu hari minggu. Sekitar pukul 9, Yamaha Vixionnya sudah menderu di depan rumahku. Tak biasanya Jamil menjemputku sepagi itu. Saat hari minggu biasanya ia hanya datang pada sore hari. Beruntung hari itu Mama sedang berkunjung ke rumah Tante Mira dan pekerjaan rumahku telah selesai kulakukan.
‘Akhirnya bisa sesekali jalan – jalan di weekend’ pikirku singkat. Dan benar, Jamil mengajakku ke Alun – Alun kota.
Suasana sejuk alun-alun yang sangat jarang ku nikmati. Meski jarak dari rumah ke Alun – alun kota tak sampai dua kilometer, tempat ini jarang ku kunjungi. Lebih sering ku habiskan waktu di rumah bersama Mama atau di kampus bersama Jamil.
“James, koq tumben sich, Kamu ngajakin aku ke sini pagi – pagi hari minggu..? kamu rindu karena tadi malam kita gak ketemuan ya ?” godaku dengan panggilan kesayangan yang kuberikan padanya. Sambil ku nikmati segarnya udara kutunggu jawabannya. Ya, James adalah panggilan sayangku untuknya.
Ia tak menjawab pertanyaanku, hanya ia ladeni dengan tawa kecilnya. Ketika ia tertawa, ia terlihat semakin manis. Kulit kuning langsat yang ia miliki  semakin cerah terkena cahaya matahari pagi.
“Lhoo.. kamu sebel ya ? sebel ya, karena aku banyak tanya ? Aku kan memang gini, James. Kamu sendiri yang bilang kamu suka karena aku cerewet dan banyak bertanya.” Kataku mendesak tuk dijawab.
“ Hehehe.. iya. Aku kangen sama kamu dan sekalian ada yang ingin aku ceritakan.” Jawabnya.
“Apa ?”
“Emm… sebenernya aku… hmm.. anu..”
“Ihh,, Anu.. anu,, apa’an sih James? Kamu kan udah jadi pacar aku. Koq kamu bicaranya jadi seperti mau nembak aku lagi.” Tanyaku penasaran.
“Haha… iya ya…sebetulnya aku mau..” ucapnya yang terbata – bata sambil setengah tertawa.
“Hayooooo… kamu mau apa ? kamu mau minta di….. di kiss ya ? ha..ha..ha..” tiba – tiba seseorang mengagetkan dan menghentikan perbincangan kami.
“Whooii.. loe ngapain di sini, Ndut ? ganggu orang lagi weekend berduaan aja.” Kataku kesal melihat sosok gembul yang tiba – tiba datang.
“Uuyee… lagi berduaan ya ? maaf, Non. Ini kan tempat orang lari pagi, ya gue di sini lagi Jogging. Nah, loe tumben disini berdua ? Mojok tu malem – malem, Non. Jangan sekarang.” jawabnya.
“Hehe.. iya, Ta. Soalnya aku gak pernah ngajak Izzah kesini. Jadi mumpung dia free pagi ini, ya ku dia ajak ke sini” tambah Jamil.
Gadis gembul yang datang ini adalah Ita, teman karibku. Rumahnya tak jau dari alun – alun ini. Tak heran bila ia ada disini. Seusai tertawa – tawa melihat jamil yang seperti salah tingkah dengan jawabannya, ia berpamitan tuk pergi.
“Za, kita putus ya..!” ucapnya tiba-tiba setelah meyakinkan Ita jauh.
“Hmm…?” tanyaku ingin meyakinkan.
“Iya. Kita putus ya ?”
Aku semakin tak bisa menjawab apa-apa. Heran, bercampur marah dan sedih atau apalah namanya, jelasnya ini membuat sesak di dadaku dan memancing sesuatu yang hangat mengalir di pipiku.
“Oh, Okey.” Jawabku kemudian. Aku segera berlari, pergi meninggalkan Jamil. Kudengar suaranya terus memanggil dan tak kuhiraukan.
“Zaa.. Maaf… suatu saat kamu pasti tahu alasanku.. Zaa… Maaf..Zaa..” teriaknya tak peduli orang-orang di sekelilingnya. Sama sepertiku yang tak peduli dengan orang – orang yang terheran melihatku menangis.
***
“Za. Tadi  Mama lihat Jamil boncengan sama anak SMA. Cantik lho.” Kata Mama tiba – tiba saat menyiram bunga.
“Udah deh, Ma. Biar aja. Mungkin pacarnya.” Sahutku mulai sebal.
“Hee.. tapi kalo Mama lihat sebetulnya lebih manis kamu deh dari pada dia. Mana seksi banget. Masih SMA koq udah berani pakai pakaian seksi.” Tambahnya sambil meruncing ujung bibirnya.
“Ya, mungkin emang dia suka cewek seksi, makanya mutusin Za. Ahh, Ma. Za itu dah dua bulan belajar ngelupain dia. Tapi Mama ini, ngomporin melulu. Gimana Za mau lupa. Yang ada makin dalam makin sebel. Udah Ah.” Protesku kesal. Ku lempar gunting rumput yang sejak tadi ku pegang. Dan kutinggalkan Mama yang entah masih melanjutkan celotehnya yang tak kudengar.
Rasa suntuk mulai menghinggapiku. Beberapa menit otakku buntu. Entah apa yang ingin kulakukan. Kuambil ponselku. Kutekan nomor – nomor yang sudah ku hafal sejak SMP dulu.
“Haaluuu.. Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam. Ndut kerumah donk ! Ada sesuatu yang ingin gue ceritakan.” Singkatku pada gadis yang ku dengar sedang berbicara sambil melahap sesuatu di ujung telepon sana.
“Duh, Za. Malas ah. Gue lagi pingin menikmati masakan Mbak Mul seharian. Nih, loe bisa cium dari situ gak wanginya bakso bakar buatannya ? Uuhmm,,  Jadi kita omongin lewat telpon aja ya Ciinn…”
“Pliiisss deeehh. Ita Endut yang imut – imut kayak badut naik sepeda butut, gue mau cerita masalah Jamil. Panjang kali lebar kali tinggi. Jadi gak bisa diceritain di telepon. Udah ya. Daagh..” Jelasku dan langsung ku tutup telepon.
Tak cukup tiga puluh menit sejak ku tutup telepon, Ita datang bersama sepeda gunung yang nampaknya baru. Biasanya bila ku panggil datang kerumah, ia datang dengan perlengkapan joggingnya.
“Sekalian untuk diet sehat” jawabannya bila ku tanya alasannya.
“Lihat,Za. Karena selalu loe ngeledekin gue dengan sepeda butut, sekarang gue beli sepeda gunung yang lebih keren dari pada sepeda loe?” Pamernya sambil menepuk – nepuk sadel sepeda barunya.
Kusambut dengan tawa atas tingkahnya. Bila Jamil menjadi laki-laki di kampus yang banyak di taksir gadis-gadis, Ita inilah gadis yang ku lihat memiliki banyak teman tapi tak sedikitpun naksir dengan Jamil, katanya. Justru Sastro, mahasiswa Sastra Inggris teman sepermainan Jamil yang ia kejar-kejar sampai hari ini. Alasan uniknya, sebab Sastro laki-laki yang pandai memasak.
“Eh, Za. Kenapa lagi dengan Jamil ? Loe tu ya. Gue perhatikan, selama loe putus sama Jamil, loe jadi gak secerewet dulu. Loe bilang loe cerewet karena banyak makan jamur. Sekarang loe gak doyan jamur lagi ya ?” tanyanya panjang mengawali pembicaraan.
“Eiitss, jangan salah. Biar gue udah gak demen sama Si Jamil Jamilah Jailangkung itu, perasaan cinta gue sama jamur merang justru semakin tumbuh berkembang” jawabku seperti berpuisi.
“Ha..ha..ha.. Gak demen kata loe ? Kalau udah gak demen, ngapain loe repot – repot manggil gue kemari ? tadi loe bilang mau cerita soal Jamil kan ? ”
“Hmm, Iya sich. Eh, Ta. Sebenernya kenapa ya Jamil mutusin gue ? apa karena gue terlalu manja dan cerewet sama dia ? atau gue terlalu over protektif sama dia ?” tanyaku sambil menerawang memanggil bayangan wajah Jamil.
“Hah ? mulai dari loe nangis – nangis pas diputusin  Jamil dan sampai hari ini, pertanyaan loe tuh sama aja. Eh, Za. Menurut gue, Jamil itu pasti punya selingkuhan deh. Udah seminggu lebih gue lihat, Jamil antar jemput cewek SMA lewat rumah gue.” Ceritanya panjang.
Suaranya merendah. Sedangkan mata sipitnya terus menatapku.
“Mama juga bilang gitu, Ta. Tapi tetap aja. Gue gak yakin hanya karena cewek, Jamil mutusin gue gitu aja. Ta, yang paling gue ingin sekarang, bukan Jamil kembali sama gue. Tapi gue harus tahu alasan jelas kenapa Jamil sampai mutusin gue. Loe mau bantu gue, kan ?”
Mendengarkanku permohonanku, ia tersenyum sambil menyodorkan piring jamur crispy yang sudah tandas isinya. Jelas ia mendukung misi yang akan kulakukan dengan jaminan jamur-jamur crispy buatanku.
Sudah empat hari berturut-turut Aku dan Ita berada dalam misi yang kami susun. Yaitu rencana untuk mencari tahu kebiasaan Jamil saat ini, tentunya secara diam-diam.
Mulai dari SMA Negeri 13 tempat gadis yang selalu diantar jemput oleh Jamil. Tapi kami tak mendapatkan jawaban yang jelas. Pada hari pertama, memang kami temui Jamil menjemput gadis itu. Dan kami dapatkan info, nama gadis itu Amelia. Hari-hari berikutnya tak kami temukan apa-apa. Ketika kami tanya salah seorang siswa, ia bilang Amelia sedang sakit, jadi tidak masuk sekolah.
Di kampus sendiri kami menjadikan Habib sebagai informan yang akan terus memantau gerak-gerik Jamil. Namun, kekecewaan kami temui lagi. Sebab menurut pengamatan Habib tak ada yang aneh dari Jamil. Tiap harinya ia hanya bertemu dengan Sastro dan Firman, mahasiswa yang baru konfersi dari Bandung.
“Za, udah hampir seminggu ini kita dah intel yang mau nyergap teroris, tapi toh gak ada hasilnya. Kenapa sih loe gak tanya langsung aja sama Jamil ?” protes Ita karena ketidak berhasilan kami mendapatkan informasi.
“Ah, Gak mau !! ntar dikira gue masih ngebet sama dia.” Jawabku kesal.
Tiba-tiba ponsel di sakuku bergetar. Aku terkejut melihat nama pengirim pesan singkat di ponselku.
“Astaga, Ta. Jamil tahu kerjaan kita seminngu ini.” Ucapku setengah berteriak. Dan dijawabnya dengan wajah terkejut.
“Dia nunggu gue di kamar hitam sekarang” lanjutku.
“Oh ya ? ya udah. Buruan kesana. Ini kesempatan loe tuk tanya semua alasna kenapa dia mutusin loe. Dan ingat ! jangan mau diajak balikan kalau loe belum tau alasan yang sejujur-jujurnya. Okey” Nasehat sahabat gembulku.
“iya. Gue tau.” Singkatku sembari kusambar tas pinggangku.
Kamar hitam adalah tempat budidaya jamur di kampus kami. Tempat ini adalah tempat pertama kali Jamil menawarkan dirinya tuk menjadi kekasihku. Bukan setangkai mawar layaknya lelaki yang mengungkapkan cinta pada wanita pujaannya. Jamil memetik setiap batang dari setiap jenis jamur yang ada di kamar hitam itu tuk diberikannya padaku sebagai tanda cintanya. Selain itu banyak kenangan lain bersama Jamil yang mungkin tak bisa ku lupakan disini.
 “Za. Maaf aku merepotkanmu untuk datang kemari” Suara Jamil dari arah punggungku.
“Langsung aja. Aku ditunggu Ita di kantin. Ada apa ?” desakku.
“Baiklah. Sebelumnya Aku benar-benar minta maaf. Hari itu Aku memutuskanmu tanpa Alasan. Aku tahu kamu marah.” Jelasnya. Aku hanya diam dan terus medengar.
 “Za. Bukan karena ada perempuan selain kamu lantas aku memutuskanmu. Amelia itu sepupu aku. Dia siswi baru di sekolahnya, jadi setiap hari harus ku antar. Za, setiap orang butuh cinta. Seperti jamur butuh tempat yang lembab untuk hidup. Jamur suka daerah yang lembab, sedangkan kaktus suka tempat yang panas. Keduanya akan susah tumbuh kalau bertukar tempat. Sama seperti manusia. Kalau kamu mencintai seorang lelaki, kamu tak akan mau menukarnya dengan mencintai seorang perempuan. sama sepertiku, Za. Sebetulnya, aku tidak bisa terus mencintaimu, sebab…” jelasnya panjang.
Aku mulai getar-getir menebak apa yang akan ia katakan. Jantungku semakin berdegup kencang. Sedang bibirku terkunci tak bisa membantah menunggu kata-katanya.
“ Za, aku gak bisa terus mencintaimu dan menjadi pacarmu, sebab kita sama. Kita sama-sama mencintai seorang..lelaki.”
Aku tertegun. Bibirku bergetar. Ingin menangis tapi hatiku ingin tertawa. Meskipun terasa sakit, namun terasa lebih lega dari yang kurasakan saat dia memutuskanku tanpa alasan dulu.
“James, ja..jadi.. kamu.. sorry” tanyaku gugup.
“Iya, Za. Aku gay. Dan saat kita pacaran, sebenarnya aku ingin berusaha menjadi lelaki seperti pada umumnya. Seperti Sastro, Firman ataupun Habib, Za” Jawabnya sambil menunduk. Kudengar ia setengah terisak.
Beberapa saat kami diam.
“Jamil. Udah. Gak apa-apa. Aku lebih merasa nyaman karena kamu udah jujur. Dan jujur, aku masih mencintaimu sebagaimana lelaki biasa, tapi ku usahakan rasa ini hilang. I love you”.
Aku pergi meninggalkannya. Air mataku kembali mengalir. Aku tak langsung menemui Ita. Entah perasaan apa yang ada di hatiku. Mungkin kecewa mungkin juga yang lainnya. Ku kayuh sepedaku kencang seperti sebelum Jamil selalu mengantar jemputku dulu. Entah kemana arahnya.
Hari ini aku berfikir. Cinta memang benar-benar tak bisa dipaksakan. Hari ini aku kecewa karena lelaki yang kudamba sepertinya tak mungkin datang lagi. Mungkin seperti jamur yang kecewa karena hujan tak kunjung datang. Bila aku adalah sosok yang mencintai seorang lelaki idamanku, maka Jamil pun pasti seseorang lelaki yang menunggu lelaki idamannya. Yah, kita sesama makhluk pencinta lelaki.

Read More

FB Comment

 

©2009CATATAN KECILKU | by TNB