Sabtu, 26 November 2011

Benarkah Ahlu Sunnah wal Jama'ah Sesat ??

Assalmu’alaikum Wr. Wb.

Alhmdulillahirabbil ‘alamin… puji syukur kepada Allah yang telah memberikan segala Karunia, yang memelihara indahnya perbedaan dan yang mengukuhkan iman di hati para hambaNYA. Salawat dan Salam kepada Baginda Muhammad Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta pengukut beliau. Dan semoga syafa’atnya mengalir untuk kita semua di Yaumil Akhir nanti. Amin.

Sahabat-sahabatku yang di Rahmati Allah SWT..Coba baca teks dibawah ini..

assalamu’alaikum wr.wb
dik, tadi adik sudah liat bagaimana pemahaman senior adik di BEM. Sejatinya Al Quran dan as sunnah menjadi petunjuk yg terikat dgn hukum2 yg ALLAH tetapkan. Dan semua tdk berhak memaksakan dalil mengikuti keinginan manusia, tp sebaliknya hawa nafsu qt di paksa untuk tunduk kepd wahyu sehingga qt mnjd org yg takwa. Sdgkn senior ade di PMII hampr sj membolehkan smua yg tdk boleh. knp? Krn aliran mrk AHLU SUNNAH WAL JAMAAH ssungguhnya adlh aliran yg BATIL sm dgn jabariyah n mutazilah. unk itu kami siap mnjelskn ke 3 aliran ini. Klo ade2 punya waktu silhkn hbungi kami.
Syukran jzk khoir!!
(……)
UKM LDK LDM UMI

Teks di atas adalah Pesan singkat yang di sebarkan oleh seorang yang sengaja kami tidak sebutkan namanya. Oknum yang menyebarkan pesan singkat hampir ke seluruh mehasiswa FAI angkatan 2011 ini adalah seseorang dari UKM Lembaga Dakwah Kampus (yang tertera di dalam teks). Pesan singkat ini mereka luncurkan setelah menghadiri kajian yang kami adakan bersama sahabat-sahabat pengurus SEMA FAI, jumat, 25 november lalu. Mereka menuduh bahwa kami mengajarkan ajaran sesat (Ahlu Sunnah wal Jama’ah) pada kajian yang kami adakan yang saat itu bertemakan ‘ASWAJA & Problematika Perempuan’. Sungguh ini tuduhan yang tidak benar. Berikut kami sedikit menjelaskan tentang ASWAJA, agar sahabat (wati) sekalian tidak salah kaprah dalam memahami dan memaknai Ahlu sunnah wal Jama’ah.

Ahlu Sunnah wal Jama’ah (ASWAJA). Tentu bukan sesuatu yang asing untuk kita dengar. Syekh Abi al Fadhl bin ‘Abdussyakur menyebutkan di dalam Al Kawakib al Lamma’ah, “Ahlu Sunnah wal Jama’ah adalah Orang-orang yang selalu berpedoman pada sunnah Nabi SAW dan jalan para sahabatnya dalam masalah aqidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta akhlaq hati”. (Al Kawakib al Lamma’ah, hal 8-9). Ini semua sesuai dengan pengertian secara istilah yaitu kata Ahl yang berarti kelompok, golongan, atau pengikut. Al Sunnah yaitu segala sesuatu yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Maksudnya, semua yang datang dari Nabi Muhammad SAW, berupa perbuatan, ucapan, dan pengakuan Nabi Muhammad SAW. (Fath al Bari, juz XII, hal 245). Sedang Jama’ah , yakni apa yang telah disepakati oleh para sahabat Rasulullah SAW pada masa al Khulafa’ al Rasyidun (Khalifah Abu Bakar RA, Umar bin Khattab RA, utsman bin Affan RA, dan Ali bin Abi Thalib RA). Jadi ahlu sunnah wal jama’ah merupakan ajaran yang mengikuti semua yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya, yang tentunya tidak mungkin terlepas dari Al Qur’an.
Ahlu sunnah memiliki 3 prinsip, yakni :
1.       Tawasut ( sikap tengah-tengah, sedang – sedang, tidak ekstrim kiri maupun ekstrim kanan) sesuai dalam QS. Al Baqarah : 153,
“Dan demikianlah kami jadikan kamu sekalian (umat islam) umat pertengahan (adil dan pilihan) agar kamu menjadi saksi (ukuran penilaian) atas (sikap dan perbuatan) manusia umumnya dan Allah SWT menjadi saksi (ukuran penilaian) atas ( sikap dan Perbuatan) kamu sekalian”
2.       Tawazun ( seimbang dalam segala hal termasuk didalam menggunakan dalil aqli dan naqli) (QS. Al Hadid : 25). Tidak rasionalis dan tidak tekstualis. Namun diantara keduanya, yaitu seimbang.
3.       I’tidal (tegak lurus) (QS Al Maidah : 9). dalam soal Aqidah, ASWAJA bukan Jabariyah ( menganggap manusia tidak memiliki daya apa-apa kecuali takdir Allah) ataupun Qadariyah ( manusia memiliki kekuatan penuh atas dirinya), bukan Mujassimah ( Allah SWT memiliki anggota tubuh dan sifat seperti manusia) atau Mu’aththilah (tidak mengakui adanya sifat bagi Allah SWT) dan aliran lain sebagainya.

Dari ketiga prinsip ini, jelas bahwa sikap Ahlu sunnah Wal jama’ah berada dalam sikap tengah serta berimbang dalam setiap persoalan. Ahlu sunnah jelas bukan Jabariyah ataupun Qadariyah, karena ASWAJA mempercayai ada ketentuan Allah yang tidak dapat diubah oleh manusia, namun ada ketentuan Allah yang masih bisa diubah dengan Kasab (usaha) seperti kisah Umar bin Khattab. Ketika itu, Umar bin Khattab berdiri di bawah sebatang pohaon. Kemudian pohon iti tumbang ke arah Umar, namun karena Umar menghindar, Pohon tersebut tidak menimpanya. Lalu bertanyalah seseorang yang menyaksikan kejadian tersebut “Wahai Umar, mengapa kamu menghindar ? bukankah itu adalah takdir Allah kepadamu bahwa pohon tu ditakdirkan untuk menimpamu ?” lalu Umar menjawab “Bukankah saya mempunyai usaha untuk menghindar ? kalaupun saya sudah menghindar lantas pohon itu masih menimpa saya, itulah takdir Allah kepada saya”. Dan juga kami bukanlah Mu’tazilah seperti yang dituduhkan, karena ASWAJA menggunakan dalil aqli dan naqli secara seimbang. Mu’tazilah adalah kelompok atau aliran yang di cetuskan oleh Wasil bin ‘Ata’ yang mengedepankan akal daripada wahyu. Sedang kami, dengan konsep tawazun, kami memahami wahyu dengan menggunakan akal, namun ketika akal tidak dapat mencapai wahyu, maka akal harus tunduk kepada wahyu.

Ahlu Sunnah wal Jama’ah meyakini bahwa Islam mempunyai 3 sendi ajaran, yaitu :
1.       Iman atau tauhid, atau yang biasa disebut dengan Aqidah. Dalam hal ini ASWAJA mengikuti Abu al Hasan Ali bin Ismail al Asy’ary yaitu seseorang yang bermadzhab syafi’i. dan Abu manshur Muhammad bin Muhammad bin Mahmud al Maturidi yang bermadzhab hanafi seperti dalam Kitab al Tauhid,7. Meskipun Imam Asy’ary lama belajar tentang mu’tazilah karena ayah tirinya al Jubba’I seorang pemimpin mu’tazilah, namun dalam perenungannya selama 15 hari, dan banyak berdialog dengan ayah tirinya, Beliau banyak menemukan celah tentang mu’tazilah sehingga beliau kembali pada ajaran islam yang murni, ajaran yang digariskan oleh Rasulullah SAW. Beliau mengajak semua orang untuk kembali pada ajaran islam dan menanggalkan ajaran mu’tazilah dengan menanggalkan pakaiannya saat itu sebagai simbolnya. Sebab itulah Imam Asy’ary disebut sebagai Nasrusunnah yang artinya penyelamat sunnah, atau penyelamat ajaran Rasulullah. Sehingga dari situlah banyak ulama yang mengikutinya seperti Imam Nawawi (pengarang kitab Riyadh al Shalihin), Syaikh Ibn Hajar al Asqalani (penulis kitab Fathl al Bari Syarh Shahih al bukhori serta Bulugh al maram) dan masih banyak lagi ulama besar lainya.
2.       Islam atau fiqh atau Syariat. Di sini ASWAJA mengikuti empat imam Madzhab, yaitu Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I, dan Imam Ahmad bin Hambal.
3.       Ihsan , Tasawuf, atau yang disebut dengan Akhlaq. Dalam segi ini, ASWAJA mengikuti pendapat Imam Al Ghazali dan Imam Junayd al Baghdadi.


Merumuskan tiga sendi ajaran islam yang berhubungan satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan salah satunya ini tidaklah sebarangan. Ketiga sendi ini di ambil dari Sabda Rasulullah SAW, yaitu :
“ Dari Umar bin Khattab RA, “pada suatu hari kami berrkumpul bersama Rasulullah SAW, tiba-tiba datang seorang laki-laki yang bajunya sangat putih, rambutnya sangat hitam. Tidak kelihatan tanda-tanda kalu dia melakukan perjalanan jauh, dan tak seorangpun dari kami yang mengenalnya. Laki-laki itu kemudian duduk di hadapan Nabi SAW sambil menempelkan kedua lututnya pada lutut Nabi SAW, sedangkan kedua tangannya diletakkan diatas paha Nabi SAW. Laki-laki itu bertanya, “Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang islam”, Rasulullah SAW menjawab, “Islam adalah kamu bersaksi tiada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah utusan Allah SWT., mengerjakan shalat, menunaikan zakat, puasa pada bulan Ramadhan dan kamu haji ke baitullah jika kamu sudah mampu melaksanakannya”. Laki-laki itu menjawab “Kamu benar”. Umar berkata, “Kami heran dengan laki-laki tersebut, ia bertanya tapi ia sendiri yang membenarkannya.” Laki-laki itu bertanya lagi “Beritahukan aku tentang Iman”. Nabi SAW menjawab “Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari kiamat dan qadar Allah baik dan buruk”. Laki-laki itu menjawab , “Kamu benar”. Kemudian laki-laki itu bertanya lagi “Beritahukan aku tentang ihsan” Nabi Muhammad SAW menjawab “Ihsan adalah kamu menyembah Allah SWT seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Ia melihatmu” lai-laki itu menjawab “kamu benar” kemudian laki-laki itu bertanya lagi “Kapankah datangnya hari kiamat ?” Nabi SAW menjawab “ sesungguhnya yang ditanya tidaklah lebih mengetahui dari yang bertanya.” Kemudian orang itu pergi. Kemudian Rasulullah bertanya kepadaku “Wahai Umarsiapakah orang yang datang tadi ?” Aku menjawab “Allah SWT dan Rasul-Nya lebih mengetahui”. Nabi Muhammad SAW lalu bersabda “Sesungguhnya orang itu adalah Malaikat Jibril AS. Ia datang kepadamu untuk mengajarkan agamamu”. (Shahih Muslim, 9)

Hadits diatas memanglah sebuah hadits ahad yang sangatlah jelas dan terpercaya perawinya. Meskipun ada golongan yang tidak menerima hadits ahad sebagai landasan Aqidah, namun hadits ini jelas-jelas patut digunakan sebagai landasan yang bukan saja hanya untuk Aqidah tetapi juga syariat, dan akhlaq.

Sahabat-sahabat (wati) Yang dikasihi Allah SWT..

Semakin jelas Ahlu  Sunnah wal Jamaah bukanlah ajaran baru, apa lagi dikatakan sesat, mu’tazilah maupun jabariyah. Sekali lagi ajaran Ahlu sunnah wal Jama’ah adalah ajaran yang mangikuti Rasullullah SAW dan sahabat-sahabatnya.  Bukan sebagai aliran yang menyimpang, tapi justru berusaha menjaga dari beberapa aliran yang berusaha mencerabut ajaran islam dari akar pondasinya semula.

Kami dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia sebagai golongan yang mengkuti Ahlu Sunnah wal Jama’ah, sangat menghargai adanya perbedaan pendapat dan pandangan yang ada. Namun kami sangat kecewa dengan adanya pencemaran dan pelecehan atau tudingan sesat terhadap ajaran yang kami anut (Ahlu Sunnah wal Jama’ah) oleh mereka yang tidak sepakat dengan pandangan kami. Mereka yang berkecimpung di Lembaga dakwah yang semestinya tahu bagaimana cara berdakwah di dalam islam (dengan berdialog (baca QS An Nahl : 125), bukan dengan menyebarkan pendapat, yang bersifat menghasut).

Sebab itulah, kami bersaran. Untuk sahabat-sahabatwati sekalian…
Untuk mengetahui dan menilai suatu, sebaiknya mempelajari dan mencari tahu secara keseluruhan, tidak setengah-setengah atau parsial dalam memandang, dan mencari sumber yang jelas.

Sekali lagi, Ahlu Sunnah wal Jama’ah adalah ajaran yang mengikuti ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW, dan sama sekali bukan Jabariyah, mu’tazilah atau aliran yang dianggap menyimpang lainnya.

Tangan Terkepal dan Maju ke Muka
Wallahul Muaffieq Ilaa Aqwamiet Thawieq
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.


PMII RAYON FAI UMI Makassar

5 komentar:

Red Ranger Enho mengatakan...

untukmu agamamu, untukku agamaku, untukmu paham-mu,untukku pahamku, untukmu UKM LDK LDM UMI, Untukku Aswajah (PMII) tangan terkepal dan maju kemuka.

14 Desember 2011 pukul 10.14
Annelies Syaif Latief mengatakan...

Sepakat Bos...Tq Commentx..

26 Januari 2012 pukul 07.48
Nice Dreams mengatakan...

Mungkin Pemahaman Boleh Beda, tapi Menyalahkan Bukan Solusi...

4 April 2012 pukul 07.53
Unknown mengatakan...

Mari sama-sama belajar, kita msh dlm prosep beljr. Dahulukan dialog. Syukron

1 Mei 2017 pukul 08.45
Hair cut png mengatakan...

Sedih saya, banyak yang membid'ahkan tanpa memahami apa yang di bid'ahkan nya. Mereka seakan memerangi ASWAJA dengan cara yang lembut tapi penuh dengan kebencian. ..

18 Oktober 2017 pukul 10.19

Posting Komentar

FB Comment

 

©2009CATATAN KECILKU | by TNB