Diri

Ia sebut aku ketika sendiri
Ia sebut kita saat bersama
Ia panggil aku ketika berduka
Ia panggil kita saat bahagia
Ia lupakan aku saat sedih
Ia undang kamu, dia, kita dan mereka
Ketika nikmatnya cinta perlu dirasa

Ia hanya terus tertawa di tengah hujan
Ia hanya tersenyum di tepi tebing
Jangan ditanya mengapa
Ia hanya akan menjawab dengan tangis
Panggil saja angin untuk mendamaikannya
Buat saja langit tetap membiru
Ia akan berlari menghadap si biru
Bila ia kembali
ia akan memanggilmu

Bila ia mencari bunga
Jangan kau tanya bunga apa
Beri saja setangkai berbiji warna merah
Ia kan jadikan taman untukmu lagi
Jangan beri yang berduri
Bisa saja durinya ia jadikan besi

Ia menyukai puisi
Tapi jangan beri ia puisi
Berikan saja kertas dan tinta
Ia mencintai nyanyian
Tapi tak perlu ada lagu kau nyanyikan
Cukup iringi ia dengan irama

Bila itu ada ia kan kembali lupa
Lupa aku..
Ia hanya ingat kamu, kita dan mereka

Read More

Cerita Hujan

Dari hulu sampai kehilir
menggenang di muara
Tumpah meruah kelautan
Laut surut mega menghitam
Mendung berbisik dibalik bilik
Maaf bintang..
Malam ini milikku..

Tak usah kau hitung bintang dilangit
Sebab malam ini tak kan kau temukan mereka
diluar..ribuan pioner langit bergamburan
Bahkan tak ada celah udara
diantara air yang menerjang
Pandangi saja
Tak perlu kau hitung jumlahnya
Kau hanya cukup melihat
Sebanyak itulah rindu ini menggenang...

Membuka mata melintas bayangan
Memejam justru semakin dalam
Hujan... Hujan...
Bisa kau jelaskan ?
Mengapa seramai dirimu hati ini menabuh rindu ?
Sebasah inikah rasa gelisah ?
Aku tak memintamu mereda
Tapi mungkin ada tongkat musa
Yang membelah derasmu
Tuntun ia padaku
Setidaknya sampaikanlah rinduku

Read More

FB Comment

 

©2009CATATAN KECILKU | by TNB